Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan masa kejayaan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung di TV pemerintah.
Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah menyebut pengakuan Yerusalem (al-Quds) sebagai ibukota Israel merupakan penghinaan.
Empat orang lainnya juga dijatuhi sanksi, seperti kelompok Islamic State Iraq and Syria (Daes, Red) di Greater Sahara, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing.
Nasrallah juga membenarkan, ada terowongan di perbatasan antara Lebanon dan wilayah Palestina yang diduduki. Ia mengatakan keterlambatan dalam menemukan terowongan membuktikan kegagalan intelijen Israel.
Nasrallah mengatakan gagasan perang di kawasan itu "dibuat-buat" karena Washington dan sekutunya tahu mereka akan membayar mahal untuk agresi terhadap Teheran.
Hassan Nasrallah meyakini Israel tidak akan bertindak netral, jika perang antara Iran dan Amerika Serikat benar-benar terjadi.
Nasrallah juga membeberkan sudah mengurangi jumlah pejuang gerakannya yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah yang berdekatan yang dilanda perang.
Insiden itu menimbulkan kerusakan parah pada bangunan, meskipun muatan pesawat tidak meledak.
Israel harus membayar harga atas serangan pekan lalu ke pinggiran selatan ibukota Lebanon, Beirut.